Kamis, 26 September 2013

The Problem is... Imigrasi !

Ini nih yang bikin hati tergerak buat cerita dikit soal imigrasi di beberapa negara yang pernah saya kunjungi. Mulai dari petugasnya, pelayanannya, ekspresi wajah, tingkah laku, sampai kira-kira apa yang bakal ditanyain sama si petugas.

Based on my experience yang selalu ngamatin kelakuan para petugas imigrasi dan sempet disewotin. At least, bisa buat jaga-jaga kalian ngadepin mereka.

Indonesia
Kalau di Indonesia sih, mau dari bandara mana aja, selama kita masih WNI, nggak ada pertanyaan yang aneh-aneh. Atau memang seharusnya nggak ditanyain.
Entah karena mereka iseng tanya-tanya aja atau karena tujuan saya ke Malaysia.
Pas mau berangkat ke Malaysia, di loket pemeriksaan imigrasi, si bapak petugas tanya (berangkat dari Bandara Ahmad Yani Semarang).
"Mau kemana?" - "Mau ngapain disana?" - "Pulangnya kapan?"
Tiga pertanyaan itu yang bakal ditanyain sama petugas imigrasi Indonesia ketika kamu ke Malaysia. Sekitaran itu aja sih pertanyaannya. Tapi, nggak semua petugas tanya.

You know what?!. Si bapak petugas tiba-tiba memberikan trik dan saran ke saya.
"Nanti, kalau ditanyain sama imigrasi disana (Malaysia), bilang aja mau berlibur atau mau belanja."
Saya baru nyadar kalau ternyata trik itu dipakai biar kita nggak dianggap sebagai TKI/TKW ilegal.
Well, bergaya layaknya orang kaya yang mau berlibur dan belanja di negeri orang bisa jadi cara jitu biar nggak dianggap pekerja ilegal. Terimakasih bapak Imigrasi. :)

Malaysia
Sebelumnya saya udah pernah posting sedikit tentang imigrasi malaysia. Kalau di LCCT, memang imigrasi untuk turis dan TKI/TKW dibedakan. Bagi para tenaga kerja, mereka digiring ke bilik yang berbeda, kayaknya sih pemeriksaan dokumennya lebih rumit. 

Soal petugasnya, nggak ada yang bermuka manis, serem-serem, asem, kecut, pelit senyuman. Bahkan ada petugas cewek yang nyambi makan permen karet, dan gaya mulutnya itu nggak nahan. Sambil dibikin balon-balon gitu. 

Seperti yang saya tulis di postingan sebelumnya, kita kudu pake pakaian yang kesannya "mewah". Ternyata ada hubungannya sama saran petugas imigrasi di Indo, biar kita nggak dikira TKI ilegal. Waktu itu saya terpaksa ngikutin keluarga yang bawa kereta bayi, biar dikira satu keluarga gitu. Hahahaha.

Malah justru nih, si Ibu di keluarga itu (dia pake celana pendek dan cuma pake kaos), parasnya (maaf) nggak pantes jadi orang kaya. Sempet dipersulit masuk.
Kita masuk bareng di loket yang berbeda. Saya sih nggak ditanyain apa-apa, cek paspor, dan mulus lolos dari imigrasi. Nah si ibu, nggak kelar-kelar. Entah kenapa ya, dia justru disuruh liat ke kamera agak lama. Trus cek sidik jari juga. Padahal saya sendiri nggak ada begitunya.

Brooo, tampang ternyata berpengaruh pada kesan pertama! :|

Singapura
Kalau di negara ini hampir sama kayak di Malaysia sih petugasnya, tapi nggak curiga amat sama yang namanya TKI ilegal. Mungkin karena disana terlalu banyak turis kali ya, jadi mereka juga males ngurusin. Cemberut, serius, kurang senyum. That's what you will see!

Thailand
Ini dia, petugas imigrasi yang paling jadi favorit diantara negara lain. Kesan pertama mau diperiksa dokumen aja udah digodain, diajakin senyum. Bahkan mereka tanya mau ngapain di Thailand sambil bercanda. Kurang apa coba!. Suruh liat di kamera, merekanya ikut senyum-senyum sendiri liat wajah kita di komputer. Nah, kitanya kan jadi ikutan ketawa (malu). Begitunya udah selesai cek dokumen, mereka tetep senyum dan seperti memberi sapaan "selamat datang di thailand".

Itu kejadian malam hari. Sekitar pukul 9 malam. Disaat yang lain capek dan wajar kalau wajahnya pada nggak nyantai, ini justru petugas imigrasinya ramah-ramah.

Apalagi, ketika antrian di imigrasi mulai memanjang, loket imigrasi khusus warga Thailand dibuka untuk turis luar. Luarrrr biasa... Di Malaysia nggak bakalan ada begini. Turis ya turis, warga negara ya sendiri loketnya. Mau sepanjang apapun antriannya, tetep nggak dioper ke loket WN yang kosong.
TH better than MY !

Petugas imigrasi favorit saya selama ini masih dipegang oleh Thailand ! :D

Selasa, 16 April 2013

Good Morning Bukit Bintang !!!

Selamat Pagi Bukit Bintang! :D

Oke, menurut itinerary yang kita buat, Saya dan Moonjia udah siap memulai hari itu pukul 6 pagi. Rencananya sih mau keluar cari makan sekalian melanjutkan ke destinasi selanjutnya. Nyatanya jam 6 pagi di Malaysia itu... KOSONG !
Inilah yang kita lihat melalui jendela kamar hotel.

image
Jam 06.00 waktu malaysia

Gambar ini adalah sebuah gang kecil yang ada di belakang Hotel Agora. Gagal deh ini rencana berangkat pagi. Boro-boro cari makan, lihat orang di jalan aja nggak ada. Kita baru nyadar, kalau di Malaysia jam 6 pagi setara dengan jam 5 pagi Indonesia. Ya... bisa dianggap subuh lah ya. -_____-

Ini nih yang bikin kita berdua kelaparan di dalam kamar hotel. Dan ucapkan terimakasih kepada maggie dan milo !!!. Untungnya, semalam, sebelum pulang ke hotel, kita menyempatkan diri ke minimarket terdekat untuk beli air mineral dan beberapa makanan kecil buat bekal kita besok pas berpetualang di Kuala Lumpur.

image
Maggie Cup + Milo
Tadaaaa... Ini dia salah satu makanan yang kita beli semalam dan menjadi penyelamat perut di pagi hari. Hahaha :D

Setelah mengganjal perut, akhirnya kita memutuskan keluar kamar sekitar jam 7 pagi waktu Malaysia (setelah melihat kondisi gang belakang hotel). Mulai ada beberapa orang terlihat beraktivitas.

image
Jam 07.00 waktu malaysia

Its time for us to look for a breakfast! :D
Well!. Cari breakfast?. Kita udah siap dengan kamera masing-masing! Hahahaha... nggak ada hubungannya yak.
Gini... rencananya sebelum kita cari makan pagi, kita mau keliling Bukit Bintang dulu, lihat aktivitas penduduk Malaysia di pagi hari kayak apa. Tujuan utama kita sih lihat nama tempat (yang disebut dalam buku traveling yang kita punya), spot mana saja yang bisa dijadikan rekomendasi sebagai hotel selain Agora dan juga tempat makan halal.

Dari jalan-jalan itu, kita menemukan wilayah yang dihuni oleh etnis-etnis tertentu di sekitar Bukit Bintang, seperti Alor, Ain Arabia, Tongkat Tengsi, dan sebagainya (ada dipostingan sebelumnya).

Pagi hari di Bukit Bintang. Apa yang kita temukan???

MAIN THINGS !! FOOD(TRUCK) !! CHEAP CHEAP CHEAP! alias Makanan Kaki Lima yang MURAH MERIAH! :D

Ini ada beberapa makanan pinggir jalan yang kita temui.
image
Penjual "siomay"
Bapak ini menjual siomay dan sejenisnya (anggap aja namanya sama). Kita nemuin ini Si Bapak, deket sama gerbang Ain Arabia. Uniknya, dia menggunakan sepeda motor yang dipasangin meja disamping kiri kendaraan. Lihat sendiri kan, tabung elpijinya ditaruh di atas jog motor. Hahaha. Karena yang jual Chinese, jadi kita agak ragu dengan makanan yang dijual (mengandung babi). Bukan suudzon sih, tapi menjaga lebih baik kan. Hehe. 

Foodtruck kedua kita temuin lebih dekat dengan Hotel Agora. Sebenarnya, di daerah Ain Arabia, ada beberapa jajanan kaki lima serupa seperti ini. Menurut saya, ini lebih mirip penjual nasi uduk di pinggir jalan. Nggak ada bedanya sama Jakarta.

image

image
Penjual Nasi Lemak
Bersama dengan para pekerja, mereka membeli sarapan murah disini. Menu yang disajikan adalah nasi lemak serta jajanan seperti donat dan gorengan. Kita nggak milih menu ini, alasannya karena selain membutuhkan piring, juga nggak ada kursi atau meja untuk makan.

Here We Go!. Akhirnya, setelah berkeliling mencari makanan yang cocok, Kita penasaran dengan warung yang ada di belakang hotel. Dan inilah dia... tempat kita ngisi perut pagi itu.

NASI KANDAR, JALAL, dan ROTI CANAI...  :D
image
Penjual Roti Canai
Jujur aja, kita harus antri pesan,  tempat duduk pun penuh. Selain itu, ada daya tarik tersendiri yang membuat kita memilih tempat ini - saking amaze-nya sama yang bikin makanan.
Salah sendiri yang jual orang India asli, jadinya cara bikin makanannya kayak yang di TV-TV gitu. Hahahaha. :D

image
Cara bikin Roti Canai
Makanan ini benar-benar murah. Pantas aja banyak yang antri.

image
Koki Teh Tarik
Ohya, satu lagi. Jangan lupa cobain sensasi Teh Tarik disini. Selain bisa lihat cara bikinnya, asli, makanan kaki lima ini recomended banget, rasa dan harganya DELICIOUSOO. Inget!. Masuklah Gang di sebelah Hotel Agora. Tepat di pertigaan, kamu akan menemukannya. :D

Setelah ini, Kami siap berpetualang :D

Kamis, 11 April 2013

Night at Bukit Bintang

Yak! akhirnya nge-blog lagi setelah 3 bulan OFF. :D

Jaringan internet di rumah saya terputus selama satu bulan. Selain itu, saya juga harus mengurus destinasi selanjutnya (yang dibilang mendadak) untuk mempersiapkan perjalanan ke negara lain yang saya lakukan pada Februari kemarin.

Yuk! lanjut cerita tentang Bukit Bintang.

Setelah postingan sebelumnya menggambarkan tentang wilayah bukit bintang, dipostingan ini, saya akan menceritakan pengalaman saya di Bukit Bintang. :D

Well !. Sekitar pukul 00.00 (waktu Malaysia, kalau di Indonesia jam 23.00), saya menggunakan monorail sampai di Stasiun Bukit Bintang. Hanya sekitar 5 - 10 menit dari KL Sentral. Saya langsung turun dari stasiun (dengan puluhan anak tangga) dan melihat suasana tengah malam di Bukit Bintang.

image
Stasiun Monorail Bukit Bintang

Suasana Bukit Bintang pada tengah malam, satu kata… PRIME-TIME !!!

Ingatkan?. Saya sampai di Bukit Bintang tengah malam. Tengah malam di tempat itu sama dengan jam 8 malam. Jalanan macet, masih banyak orang sliweran, restoran ramai pengunjung, suara musik dari tempat hiburan / pub bersahutan. Bahkan, pada saat saya turun tangga keluar dari Stasiun, saya disambut pemain musik jalanan yang sedang memainkan lagu menggunakan gitar. Orang-orang menonton, beberapa melemparkan uang ke guitar case yang di buka di depannya.

Karena sudah terlalu larut, tanpa pikir panjang, saya langsung mencari rekomendasi hotel yang akan saya tempati. KESALAHAN saya adalah saya belum booking hotel terlebih dahulu. Bukan masalah penuh atau apa, maksudnya, ini pertama kalinya saya berada di tempat asing. Hanya berbekal buku rekomendasi hotel, tengah malam, saya harus cari hotel mana yang cocok. BIG NO UNTUK DILAKUKAN LAGI !!!. (pengalaman masuk ke hotel abal yang murah, begitunya dilihat isinya cowok-cowok bule yang cuma pakai boxer berkeliaran, dengan pancahayaan yang remang - Paradiso Hotel).

Pilihan pertama jatuh pada Hotel Agora. Hotelnya mahal (nggak dapet breakfast juga) dan kesannya jadul. Mau bagaimana lagi. Selain capek, kita harus naruh tas dan cari makan.
Semenjak jam 5 sore di Semarang sampai di Malaysia jam 12 malam dan belum makan, di tempat asing juga. KEBLONDROK :|

SARAN : KALAU MAU BEPERGIAN YA HARUS PESEN PENGINAPAN DULU. BAYAR ONLINE. BIAR KITA NGGAK USAH CARI KAMAR KOSONG ATAU BISA TAHU BAGAIMANA KONDISI KAMAR HOTEL

Ini, saya kasih lihat kamar di Agora. Harganya nggak sesuai dengan fasilitas sih kalau menurut saya.
image
Agora Room

Setelah menaruh barang-barang, kita berdua langsung keluar hotel mencari makan sekaligus melihat seperti apa area bukit bintang. Benar-benar dunia malam. Deretan hotel berjejer PUB-PUB yang baru dibuka setelah jam 12 malam. Saat itu saya melihat ada orang yang melakukan atraksi di depan PUB bersama dengan ular piton yang dibawa. Agak kesana lagi, saya melihat pemandangan yang berbeda.

Ya, ini loh ALASAN MENGAPA SEBAIKNYA TETAP MEMBAWA VISA/MASTERCARD MESKIPUN LOW BUDGET TRAVELLER. Jadi, sewaktu itu saya belum mengerti maksud orang itu apa. Tidak ada pertunjukan ular seperti orang di sebelahnya. Dia bule, memasang sehelai baju dan menawarkannya kepada siapapun yang lewat. Baru ngeh, INI DIA BACKPACKER SEJATI YANG KEHABISAN UANG SAMPAI JUAL BAJU YANG MEREKA PUNYA. -______- . 

Jadi, kartu-kartu yang dibawa itu cuma buat jaga-jaga aja, semisal ada keadaan darurat, kan kita juga nggak tahu nanti gimana.

Kita kemudian cari keramaian dan warung makan yang berjejer. Disinilah kita mengenal Jalan Alor - Pecinannya Bukit Bintang. Sejauh menyusuri sepanjang Jalan Alor, semuanya berbau BABI dan juga masakan Cina. Laperrr. 
image
Suasana di Jalan Alor

Sampai akhirnya kita menemukan satu-satunya yang bertuliskan halal di menu nya, selain melihat juga yang jual ternyata orang India. Alhamdulillah. :D

image
Warung makan halal di sepanjang Jalan Alor

Sekitar pukul 2 malam kita kembali ke hotel untuk beristirahat. Jalan Alor sih masih ramai, tapi jalanan lain udah mulai sepi. Cuman, masih ada beberapa pub yang tetep mainin musik keras-keras.

Rabu, 13 Maret 2013

Kuala Lumpur Rail Map


Saya upload 2 Map, yang satu lebih lengkap dengan nama keretanya.





Ingat!. Ketika kita sudah menentukan objek apa yang akan dikunjungi, kita harus tahu kereta apa yang akan kita gunakan. Loket dan Gate setiap kereta berbeda-beda.

Semoga Peta ini bisa membantu kalian menjelajahi Kuala Lumpur !. :D

Senin, 10 Desember 2012

Malaysia - Bukit Bintang (1)

Postingan kali ini, saya akan bercerita dan memberikan gambaran Bukit Bintang itu seperti apa.

Bukit Bintang. Sebuah nama wilayah di Kuala Lumpur yang terkenal dengan area belanja dan tempat berkumpulnya turis. Dalam bahasa Inggris, lebih dikenal dengan sebutan Bintang Walk. Wilayah ini adalah tempat dimana biasanya para turis menginap ketika mereka ingin berkeliling Kuala Lumpur. Mungkin karena itulah, tempat ini tidak akan pernah sepi hingga subuh tiba.
Bintang Walk / Bukit Bintang
Bukit Bintang / Bintang Walk
Salah satu alasan Saya dan Enjik memilih Bukit Bintang sebagai rujukan untuk tempat beristirahat dan menaruh barang-barang adalah karena buku yang kita baca. Hahahaha. Intinya adalah, tempat ini tempat favorit para turis. Disini merupakan tempat strategis, dimana penginapan mulai dari yang 'ecek-ecek' untuk para backpacker hingga hotel bintang 5. Surga belanja juga bagi para penggila belanja. Salah satu Mall yang terkenal di kawasan ini adalah Lot 10 dan BB Plaza. Selain itu, cari makan atau jajanan gampang, dan juga kalau mau kemana-mana (objek wisata di Kuala Lumpur) deketlah...
image
Petunjuk Jalan di Bukit Bintang
Bukit Bintang adalah tempat sepaket untuk melihat berbagai budaya di Asia. Kawasan Bukit Bintang itu diisi oleh masyarakat India, Cina, Arab, dan juga Afrika loh. Ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan postingan sebelumnya. Di Bukit Bintang, kamu nggak bakal nemu orang Malaysia asli atau lebih tepatnya tidak ada hal yang menunjukkan identitas kebudayaan masyarakat Melayu-Malaysia asli.

Di kawasan Bukit Bintang ada banyak nama Jalan. Ternyata nama Jalan tersebut untuk menandai kamu sedang di kawasan masyarakat Cina, India, atau Arab.  Jadi, Bukit Bintang ini hampir sama seperti daerah di sekitar Jalan Mataram yang terdiri dari beberapa nama Jalan, seperti Pekojan dan Pecinan. Mereka terkotak-kotak berdasarkan pengelompokkan nama Jalan. Hehehe...
  • Jalan Alor
Jalan Alor bisa dibilang Pecinan nya Bukit Bintang. Di sepanjang jalan ini semua serba Cina. Setiap malam, kawasan ini hampir sama dengan Pasar Semawis di Semarang. Warung makan berjejer menyajikan spesialis Chinese Food. Pastinya semua mengandung Babi. Jajanan seperti tempura yang di bentuk seperti sate juga ada. Hotel-hotel di sepanjang Jalan Alor pun karyawannya berwajah sipit. Sampai supir taksi yang kami temui pun, sipit semua. Jika kamu bawa mobil, jangan sekali-kali masuk ke kawasan pada malam hari. Macet total !. -____-
Jalan Alor
Suasana Pecinan Jalan Alor
  • Ain Arabia/ Jalan Beremi
Dilihat dari namanya sudah pasti tahu kan?. Yuhuuu... ini adalah kompleks untuk mereka yang berkebangsaan Arab. Suasana daerahnya pun mirip nuansa Timur Tengah, tipe aladin-aladin gitulah. Sama seperti di Jalan Alor, banyak restoran bernuansa Arab yang menyajikan makanan khas Timur Tengah dengan pelengkap Shisa. Namun, ketika kamu memasuki Gerbang Ain Arabia, memang lebih didominasi perumahan warga yang ditengahnya ada Taman Cangkir.
Ain Arabia Gate
Ain Arabia Gate
Taman Cangkir
Taman Cangkir
 
image
Restoran Arabian Food
image
Ain Arabian Minimarket
  
  • Tengkat Tong Shin - Changkat Bukit Bintang - Nagasari - Berangan
Empat jalan ini diisi mayoritas mereka yang keturunan India dan Arab. Disini memang lebih banyak ditemukan restoran-restoran India, ada juga restoran khusus masakan Afrika, seperti Mesir, Hadramaud (Yaman). Selain itu, kamu juga akan menemukan Pub/ Klub malam disini. Ada Pub khusus untuk warga Afrika. Jujur saja, pas malam hari, Pub itu lebih terlihat seperti rumah hantu ketimbang klub malam. Suasana remang-remang, kulit orang Afrika yang hitam, rambut keriting yang mengembang, tatto di badan, jogetan khas Afrika, dan muka mereka. Sumpah deh, mirip rumah hantu. Lebih menyeramkan dari hantu, mungkin. Saya harus melipir dan menyebrang dulu kalau mau menghindari tempat itu. -______-
image
Restoran Yaman Food
Oke. Itu sekilas tentang Bukit Bintang atau Bintang Walk. Mau tau hal unik apa yang saya temukan disana, lalu makanan apa saja yang harus dicoba dan jangan dicoba?.

Tunggu Postingan selanjutnya... :D

Minggu, 09 Desember 2012

Dimanakah orang asli Malaysia ??

Saatnya melanjutkan perjalanan, yuk! ~

Saya dan Enjik pada saat itu naik bis dari LCCT menuju Kuala Lumpur, tepatnya di Stasiun KL Sentral. Kita sampai di LCCT sekitar pukul 8 malam (waktu malaysia) dan menyelesaikan dokumen imigrasi hingga pukul 9 malam. Perjalanan dari LCCT menuju KL Sentral memakan waktu sekitar 2 jam. Ya, mungkin karena udah larut, jalanan menuju pusat kota agak lengang.

Hampir sama seperti perjalanan dari Cengkareng menuju Gambir sih. Kamu akan melewati tol menuju pusat kota. Ketika keluar dari tol, barulah kamu akan menemukan bagaimana kota itu sebenarnya. :D

Jalan Tol di Malaysia
Jalan Tol di Malaysia
Persis sama seperti Jakarta, kamu akan menemukan gedung-gedung menjulang tinggi, seperti Gedung- gedung Pemerintahan. Lalu tampak juga gedung Stadion Nasional Bukit Jalil. Pemandangan ini adalah hal biasa yang kita lihat di Jakarta, jadi kita nggak ngambil gambar banyak selama perjalanan menuju KL Sentral.

Nah, sekitar 15 menit sebelum sampai di KL Sentral, kita melewati sebuah kawasan yang mereka sebut sebagai Little India. Pertama, kamu akan menemukan kuil yang megah dengan warna mencolok. Beberapa meter dari kuil itu, masuk kawasan yang dipenuhi oleh orang-orang berkebangsaan India. Di sepanjang jalan, kamu akan menemukan toko dan restoran ala india. Semua serba india, barang dan makanan.

Sekilas, kita lihat semua wajah yang ada disana adalah orang india. Kulit hitam mendominasi, banyak wanita menggunakan kain sari. Sempat heran juga, ketika malam mulai larut, kawasan ini masih tetap ramai. Melihat besok adalah hari Kamis, bukan weekend, kan?.
Mereka duduk berkumpul di depan restoran, yaa kalau kita bilang namanya nongkrong atau kongkow sambil ngopi-ngopi. :p

Sayang, kita nggak sempat ngambil gambar Little India di perjalanan, saking terpesonanya melihat "negara" India di Malaysia. Kami punya satu foto, tapi hasilnya blur. Mungkin gara-gara bis nya jalan. :(
Well, sampai di KL Sentral kita langsung cari Monorail menuju tempat istirahat, yaitu Bukit Bintang. Mungkin, itulah kenapa stasiun ini dinamakan KL Sentral. Semua kereta di Kuala Lumpur pasti berhenti disini. Di KL Sentral ini ada 5 jenis kereta yang mempunyai arah berbeda (pasti !). Ada KTM Komuter, Kelana Jaya, Rapid KL, KLIA Express (kereta dari bandara menuju pusat kota), dan Monorail.

image
KL Sentral
Pada saat itu sedang ada pembangunan dari gedung stasiun utama ke gedung monorail. Dari kelima kereta yang ada, hanya monorail yang gedungnya terpisah. Jadi kita harus berjalan 5 menit menuju stasiun khusus monorail.

Kita saat itu bersama dengan anak-anak muda asal Taiwan yang sepertinya mereka juga sedang berlibur di Malaysia. Sempat tanya petugas disana, ternyata jam terakhir monorail beroperasi adalah pukul 12 malam.

Kita sempat panik karena waktu hampir menunjukkan pukul 12 malam. Kita segera membeli tiket koin untuk ke Bukit Bintang, gotong ransel yang cukup berat, naik tangga dengan tergesa - gesa biar nggak ketinggalan kereta. Pengalaman pertama yang tidak terlupakan. -______-

Begitunya udah aman di dalam monorail, kita baru sadar. Ternyata, selain bersama para turis taiwan tadi, kita juga diberi pemandangan muda-mudi yang lagi pacaran di dalam monorail. -______-
Ini jam 12 malam, muda-mudi ini masih berkeliaran, si cewek pake hotpants, naik transportasi umum. Hehm... mungkin karena dijamin aman kali ya, kalau dibandingin naik angkot tengah malam di Jakarta. :p

Oiya. Entah kenapa, pada saat di monorail itu kita cuma ketemu sama orang-orang berwajah sipit alias Tionghoa. Cuma mereka yang ada di dalam monorail.
Hehm.... semenjak dari bandara sampe naik monorail kita cuma ketemu orang India dan Cina. Lalu dimana kah orang Malaysia asli ???

HAHAHAHA. Sampai di Bukit Bintang pun pertanyaan itu belum terjawab. Atau kamu tidak akan menemukannya di daerah itu. Kenapa ?.

Tunggu cerita selanjutnya yah ... :D

Rabu, 05 Desember 2012

Travelling for first time - Welcome to Malaysia

Pengalaman pertama ke luar negeri sendiri dan jadi backpacker bersama partner sepanjang masa yang berjiwa apa adanya : >> MOONJIA TYASANTI. Panggil saja dia "enjik". 8)
Ceritanya kita pergi dadakan, karena waktu itu saya selesai lulus dari kuliah pingin liburan, melepas penat setelah menyelesaikan skripsi dan akademik lainnya. Saat saya tanyakan ke orangtua, mereka "tumben" menyetujui permintaan saya ke luar negeri hanya berdua saja.

Kita langsung berencana ke Malaysia dengan menggunakan Low Cost Airlines, Air Asia, yang membuka rute Semarang - Malaysia. Mulailah kita cari tanggal dengan harga tiket promo terendah. Waktu itu sekitar Rp 279.000. Yah untuk PP (pulang-pergi) kira-kira sekitar Rp 650.000 (include airport tax penerbangan internasional Rp 100.000).

Terpilih lah tanggal 30 Mei 2012 dengan kepulangan 4 Juni 2012. Pertimbangan lain pemilihan hari dan tanggal untuk para backpacker khususnya, adalah weekdays, karena akan mempengaruhi harga penginapan kita disana. Saat weekend atau hari libur, penginapan baik motel, hostel, atau hotel memasang tarif yang lebih mahal dibanding weekdays.

Saran untuk para backpacker newbie nih pada saat mungkin nanti pulangnya mau bawa oleh-oleh buat keluarga. Kalau memang nggak yakin dengan bawaan kamu saat pulang nanti, ranselnya "hamil", pesanlah bagasi pada saat pemesanan tiket online.
Saya saat itu memesan bagasi pada saat kepulangan saja, dan itupun bisa digunakan untuk berdua (15kg), lebih irit.
OIYA!. Jangan menambah bagasi pada saat kamu check in counter!!, karena harganya 2x lipat dari harga online. Rugi bandar cyiinnn. :p

image
Tiket - Paspor - Kartu Debet Visa/Mastercard

Kita berangkat tanggal 30 Mei, Rabu, jam 5 sore dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Sampai di LCCT (bandara khusus Low Cost Airlines dekat dengan KLIA, kalau di Cengkareng kayak Terminal 3), sekitar pukul 8 malam waktu malaysia (jam 7 malam Indonesia).

Ketika turun dari pesawat, masuk ke bandara, jangan aktifin blackberry dulu, karena bakal kena roaming internasional. Mahal banget loh itu.
Tapi, tenang aja, di dalam bandara ada yang jual kartu perdana (simcard) kok. Mereka juga mau masangin, daftarin, sekalian aktifin langganan bb nya. Waktu itu saya pakai Kartu X, kalau di indonesia XL. Mbaknya yg jaga counter baik banget, mulai dari daftar sampai langganan aktif, dia yang ngurus. Harga kartunya sekitar 20 RM (Rp 60.000 dan didalamnya udah ada pulsa 10RM).

image
Simcard Provider X-Pax

Saran lagi nih, pada saat kamu melewati bagian imigrasi malaysia, dari Indonesia setidaknya berpenampilan lah seperti orang kaya (bukan seperti TKI), jangan menggunakan baju hitam-hitam. Kalau nggak, kamu bakal dicurigai sebagai TKI ilegal. Kalau kamu dicurigai, biasanya mereka menanyakan, "di malaysia mau ngapain?. Jawablah "ingin belanja dan menghabiskan uang". HAHAHAHA. :))

Setelah imigrasi selesai, carilah pintu keluar, (yaiyalah...). Sebelum pintu keluar, ada beberapa loket pembelian tiket bis dari Airport menuju pusat kota, Kuala Lumpur. Biasanya berhenti di KL Sentral (nama stasiun loh ini).
Kalau di Cengkareng, hampir sama dengan DAMRI. Bedanya, di Malaysia, ada beberapa bus komersial. Jadi bukan milik pemerintah nih. :p .

Ada 3 jenis bus dengan tarif masing-masing. Kalau ingin irit, beli lah tiket untuk berangkat dan kembali ke bandara sekalian. Harganya lebih murah dibanding kamu membeli secara terpisah.

Selain menggunakan bus, kamu bisa menggunakan kereta api yang juga turun di KL Sentral. Tapi harganya itu lohh... sekitar 40 RM. Mahal banget untuk ukuran backpacker. :D

Nah, setelah itu, silakan keluar bandara dan carilah pemberhentian bus-bus itu. Gampang kok, tinggal lihat papan petunjuk atau tanya porter/ petugas yang ada disana.
Oiya, saran aja sih, kalau ngomong sama orang malaysia, pakai bahasa indonesia aja. Mereka nggak banyak yang bisa berbahasa inggris. Bahasa Indonesia dan Melayu nggak jauh beda kan, jadi... cari aman saja. :D

image
Papan Petunjuk di LCCT
image
Jalan menuju pemberhentian Bus

And then... Welcome To Malaysiaaaaa. Adventure will begin !! :D