Senin, 10 Desember 2012

Malaysia - Bukit Bintang (1)

Postingan kali ini, saya akan bercerita dan memberikan gambaran Bukit Bintang itu seperti apa.

Bukit Bintang. Sebuah nama wilayah di Kuala Lumpur yang terkenal dengan area belanja dan tempat berkumpulnya turis. Dalam bahasa Inggris, lebih dikenal dengan sebutan Bintang Walk. Wilayah ini adalah tempat dimana biasanya para turis menginap ketika mereka ingin berkeliling Kuala Lumpur. Mungkin karena itulah, tempat ini tidak akan pernah sepi hingga subuh tiba.
Bintang Walk / Bukit Bintang
Bukit Bintang / Bintang Walk
Salah satu alasan Saya dan Enjik memilih Bukit Bintang sebagai rujukan untuk tempat beristirahat dan menaruh barang-barang adalah karena buku yang kita baca. Hahahaha. Intinya adalah, tempat ini tempat favorit para turis. Disini merupakan tempat strategis, dimana penginapan mulai dari yang 'ecek-ecek' untuk para backpacker hingga hotel bintang 5. Surga belanja juga bagi para penggila belanja. Salah satu Mall yang terkenal di kawasan ini adalah Lot 10 dan BB Plaza. Selain itu, cari makan atau jajanan gampang, dan juga kalau mau kemana-mana (objek wisata di Kuala Lumpur) deketlah...
image
Petunjuk Jalan di Bukit Bintang
Bukit Bintang adalah tempat sepaket untuk melihat berbagai budaya di Asia. Kawasan Bukit Bintang itu diisi oleh masyarakat India, Cina, Arab, dan juga Afrika loh. Ini bisa menjadi jawaban atas pertanyaan postingan sebelumnya. Di Bukit Bintang, kamu nggak bakal nemu orang Malaysia asli atau lebih tepatnya tidak ada hal yang menunjukkan identitas kebudayaan masyarakat Melayu-Malaysia asli.

Di kawasan Bukit Bintang ada banyak nama Jalan. Ternyata nama Jalan tersebut untuk menandai kamu sedang di kawasan masyarakat Cina, India, atau Arab.  Jadi, Bukit Bintang ini hampir sama seperti daerah di sekitar Jalan Mataram yang terdiri dari beberapa nama Jalan, seperti Pekojan dan Pecinan. Mereka terkotak-kotak berdasarkan pengelompokkan nama Jalan. Hehehe...
  • Jalan Alor
Jalan Alor bisa dibilang Pecinan nya Bukit Bintang. Di sepanjang jalan ini semua serba Cina. Setiap malam, kawasan ini hampir sama dengan Pasar Semawis di Semarang. Warung makan berjejer menyajikan spesialis Chinese Food. Pastinya semua mengandung Babi. Jajanan seperti tempura yang di bentuk seperti sate juga ada. Hotel-hotel di sepanjang Jalan Alor pun karyawannya berwajah sipit. Sampai supir taksi yang kami temui pun, sipit semua. Jika kamu bawa mobil, jangan sekali-kali masuk ke kawasan pada malam hari. Macet total !. -____-
Jalan Alor
Suasana Pecinan Jalan Alor
  • Ain Arabia/ Jalan Beremi
Dilihat dari namanya sudah pasti tahu kan?. Yuhuuu... ini adalah kompleks untuk mereka yang berkebangsaan Arab. Suasana daerahnya pun mirip nuansa Timur Tengah, tipe aladin-aladin gitulah. Sama seperti di Jalan Alor, banyak restoran bernuansa Arab yang menyajikan makanan khas Timur Tengah dengan pelengkap Shisa. Namun, ketika kamu memasuki Gerbang Ain Arabia, memang lebih didominasi perumahan warga yang ditengahnya ada Taman Cangkir.
Ain Arabia Gate
Ain Arabia Gate
Taman Cangkir
Taman Cangkir
 
image
Restoran Arabian Food
image
Ain Arabian Minimarket
  
  • Tengkat Tong Shin - Changkat Bukit Bintang - Nagasari - Berangan
Empat jalan ini diisi mayoritas mereka yang keturunan India dan Arab. Disini memang lebih banyak ditemukan restoran-restoran India, ada juga restoran khusus masakan Afrika, seperti Mesir, Hadramaud (Yaman). Selain itu, kamu juga akan menemukan Pub/ Klub malam disini. Ada Pub khusus untuk warga Afrika. Jujur saja, pas malam hari, Pub itu lebih terlihat seperti rumah hantu ketimbang klub malam. Suasana remang-remang, kulit orang Afrika yang hitam, rambut keriting yang mengembang, tatto di badan, jogetan khas Afrika, dan muka mereka. Sumpah deh, mirip rumah hantu. Lebih menyeramkan dari hantu, mungkin. Saya harus melipir dan menyebrang dulu kalau mau menghindari tempat itu. -______-
image
Restoran Yaman Food
Oke. Itu sekilas tentang Bukit Bintang atau Bintang Walk. Mau tau hal unik apa yang saya temukan disana, lalu makanan apa saja yang harus dicoba dan jangan dicoba?.

Tunggu Postingan selanjutnya... :D

Minggu, 09 Desember 2012

Dimanakah orang asli Malaysia ??

Saatnya melanjutkan perjalanan, yuk! ~

Saya dan Enjik pada saat itu naik bis dari LCCT menuju Kuala Lumpur, tepatnya di Stasiun KL Sentral. Kita sampai di LCCT sekitar pukul 8 malam (waktu malaysia) dan menyelesaikan dokumen imigrasi hingga pukul 9 malam. Perjalanan dari LCCT menuju KL Sentral memakan waktu sekitar 2 jam. Ya, mungkin karena udah larut, jalanan menuju pusat kota agak lengang.

Hampir sama seperti perjalanan dari Cengkareng menuju Gambir sih. Kamu akan melewati tol menuju pusat kota. Ketika keluar dari tol, barulah kamu akan menemukan bagaimana kota itu sebenarnya. :D

Jalan Tol di Malaysia
Jalan Tol di Malaysia
Persis sama seperti Jakarta, kamu akan menemukan gedung-gedung menjulang tinggi, seperti Gedung- gedung Pemerintahan. Lalu tampak juga gedung Stadion Nasional Bukit Jalil. Pemandangan ini adalah hal biasa yang kita lihat di Jakarta, jadi kita nggak ngambil gambar banyak selama perjalanan menuju KL Sentral.

Nah, sekitar 15 menit sebelum sampai di KL Sentral, kita melewati sebuah kawasan yang mereka sebut sebagai Little India. Pertama, kamu akan menemukan kuil yang megah dengan warna mencolok. Beberapa meter dari kuil itu, masuk kawasan yang dipenuhi oleh orang-orang berkebangsaan India. Di sepanjang jalan, kamu akan menemukan toko dan restoran ala india. Semua serba india, barang dan makanan.

Sekilas, kita lihat semua wajah yang ada disana adalah orang india. Kulit hitam mendominasi, banyak wanita menggunakan kain sari. Sempat heran juga, ketika malam mulai larut, kawasan ini masih tetap ramai. Melihat besok adalah hari Kamis, bukan weekend, kan?.
Mereka duduk berkumpul di depan restoran, yaa kalau kita bilang namanya nongkrong atau kongkow sambil ngopi-ngopi. :p

Sayang, kita nggak sempat ngambil gambar Little India di perjalanan, saking terpesonanya melihat "negara" India di Malaysia. Kami punya satu foto, tapi hasilnya blur. Mungkin gara-gara bis nya jalan. :(
Well, sampai di KL Sentral kita langsung cari Monorail menuju tempat istirahat, yaitu Bukit Bintang. Mungkin, itulah kenapa stasiun ini dinamakan KL Sentral. Semua kereta di Kuala Lumpur pasti berhenti disini. Di KL Sentral ini ada 5 jenis kereta yang mempunyai arah berbeda (pasti !). Ada KTM Komuter, Kelana Jaya, Rapid KL, KLIA Express (kereta dari bandara menuju pusat kota), dan Monorail.

image
KL Sentral
Pada saat itu sedang ada pembangunan dari gedung stasiun utama ke gedung monorail. Dari kelima kereta yang ada, hanya monorail yang gedungnya terpisah. Jadi kita harus berjalan 5 menit menuju stasiun khusus monorail.

Kita saat itu bersama dengan anak-anak muda asal Taiwan yang sepertinya mereka juga sedang berlibur di Malaysia. Sempat tanya petugas disana, ternyata jam terakhir monorail beroperasi adalah pukul 12 malam.

Kita sempat panik karena waktu hampir menunjukkan pukul 12 malam. Kita segera membeli tiket koin untuk ke Bukit Bintang, gotong ransel yang cukup berat, naik tangga dengan tergesa - gesa biar nggak ketinggalan kereta. Pengalaman pertama yang tidak terlupakan. -______-

Begitunya udah aman di dalam monorail, kita baru sadar. Ternyata, selain bersama para turis taiwan tadi, kita juga diberi pemandangan muda-mudi yang lagi pacaran di dalam monorail. -______-
Ini jam 12 malam, muda-mudi ini masih berkeliaran, si cewek pake hotpants, naik transportasi umum. Hehm... mungkin karena dijamin aman kali ya, kalau dibandingin naik angkot tengah malam di Jakarta. :p

Oiya. Entah kenapa, pada saat di monorail itu kita cuma ketemu sama orang-orang berwajah sipit alias Tionghoa. Cuma mereka yang ada di dalam monorail.
Hehm.... semenjak dari bandara sampe naik monorail kita cuma ketemu orang India dan Cina. Lalu dimana kah orang Malaysia asli ???

HAHAHAHA. Sampai di Bukit Bintang pun pertanyaan itu belum terjawab. Atau kamu tidak akan menemukannya di daerah itu. Kenapa ?.

Tunggu cerita selanjutnya yah ... :D

Rabu, 05 Desember 2012

Travelling for first time - Welcome to Malaysia

Pengalaman pertama ke luar negeri sendiri dan jadi backpacker bersama partner sepanjang masa yang berjiwa apa adanya : >> MOONJIA TYASANTI. Panggil saja dia "enjik". 8)
Ceritanya kita pergi dadakan, karena waktu itu saya selesai lulus dari kuliah pingin liburan, melepas penat setelah menyelesaikan skripsi dan akademik lainnya. Saat saya tanyakan ke orangtua, mereka "tumben" menyetujui permintaan saya ke luar negeri hanya berdua saja.

Kita langsung berencana ke Malaysia dengan menggunakan Low Cost Airlines, Air Asia, yang membuka rute Semarang - Malaysia. Mulailah kita cari tanggal dengan harga tiket promo terendah. Waktu itu sekitar Rp 279.000. Yah untuk PP (pulang-pergi) kira-kira sekitar Rp 650.000 (include airport tax penerbangan internasional Rp 100.000).

Terpilih lah tanggal 30 Mei 2012 dengan kepulangan 4 Juni 2012. Pertimbangan lain pemilihan hari dan tanggal untuk para backpacker khususnya, adalah weekdays, karena akan mempengaruhi harga penginapan kita disana. Saat weekend atau hari libur, penginapan baik motel, hostel, atau hotel memasang tarif yang lebih mahal dibanding weekdays.

Saran untuk para backpacker newbie nih pada saat mungkin nanti pulangnya mau bawa oleh-oleh buat keluarga. Kalau memang nggak yakin dengan bawaan kamu saat pulang nanti, ranselnya "hamil", pesanlah bagasi pada saat pemesanan tiket online.
Saya saat itu memesan bagasi pada saat kepulangan saja, dan itupun bisa digunakan untuk berdua (15kg), lebih irit.
OIYA!. Jangan menambah bagasi pada saat kamu check in counter!!, karena harganya 2x lipat dari harga online. Rugi bandar cyiinnn. :p

image
Tiket - Paspor - Kartu Debet Visa/Mastercard

Kita berangkat tanggal 30 Mei, Rabu, jam 5 sore dari Bandara Ahmad Yani Semarang. Sampai di LCCT (bandara khusus Low Cost Airlines dekat dengan KLIA, kalau di Cengkareng kayak Terminal 3), sekitar pukul 8 malam waktu malaysia (jam 7 malam Indonesia).

Ketika turun dari pesawat, masuk ke bandara, jangan aktifin blackberry dulu, karena bakal kena roaming internasional. Mahal banget loh itu.
Tapi, tenang aja, di dalam bandara ada yang jual kartu perdana (simcard) kok. Mereka juga mau masangin, daftarin, sekalian aktifin langganan bb nya. Waktu itu saya pakai Kartu X, kalau di indonesia XL. Mbaknya yg jaga counter baik banget, mulai dari daftar sampai langganan aktif, dia yang ngurus. Harga kartunya sekitar 20 RM (Rp 60.000 dan didalamnya udah ada pulsa 10RM).

image
Simcard Provider X-Pax

Saran lagi nih, pada saat kamu melewati bagian imigrasi malaysia, dari Indonesia setidaknya berpenampilan lah seperti orang kaya (bukan seperti TKI), jangan menggunakan baju hitam-hitam. Kalau nggak, kamu bakal dicurigai sebagai TKI ilegal. Kalau kamu dicurigai, biasanya mereka menanyakan, "di malaysia mau ngapain?. Jawablah "ingin belanja dan menghabiskan uang". HAHAHAHA. :))

Setelah imigrasi selesai, carilah pintu keluar, (yaiyalah...). Sebelum pintu keluar, ada beberapa loket pembelian tiket bis dari Airport menuju pusat kota, Kuala Lumpur. Biasanya berhenti di KL Sentral (nama stasiun loh ini).
Kalau di Cengkareng, hampir sama dengan DAMRI. Bedanya, di Malaysia, ada beberapa bus komersial. Jadi bukan milik pemerintah nih. :p .

Ada 3 jenis bus dengan tarif masing-masing. Kalau ingin irit, beli lah tiket untuk berangkat dan kembali ke bandara sekalian. Harganya lebih murah dibanding kamu membeli secara terpisah.

Selain menggunakan bus, kamu bisa menggunakan kereta api yang juga turun di KL Sentral. Tapi harganya itu lohh... sekitar 40 RM. Mahal banget untuk ukuran backpacker. :D

Nah, setelah itu, silakan keluar bandara dan carilah pemberhentian bus-bus itu. Gampang kok, tinggal lihat papan petunjuk atau tanya porter/ petugas yang ada disana.
Oiya, saran aja sih, kalau ngomong sama orang malaysia, pakai bahasa indonesia aja. Mereka nggak banyak yang bisa berbahasa inggris. Bahasa Indonesia dan Melayu nggak jauh beda kan, jadi... cari aman saja. :D

image
Papan Petunjuk di LCCT
image
Jalan menuju pemberhentian Bus

And then... Welcome To Malaysiaaaaa. Adventure will begin !! :D

Pasar Tasik

Adakah yang tahu Pasar Tasik ?

Yah... kalau orang bilang, Pasar Tasik adalah Pasar yang mana para pedagangnya adalah orang-orang dari daerah Tasikmalaya.

Yuhuuu ~~

Menurutku, itu adalah salah satu keunikan Pasar Tasik. Yah, para pedagangnya sebagian besar berasal dari daerah Tasikmalaya, Cicalengka, dan Jakarta sendiri. Pasar ini bukan seperti pasar pada umumnya.
Ok. Pasar Tasik yang terkenal di Jakarta adalah Pasar Tasik Tanah Abang. Sedikit cerita, memang awalnya Pasar Tasik hanya ada di Tanah Abang. Para pedagang yang mayoritas adalah orang Tasikmalaya ini menjual dagangan mereka di sepanjang jalan Pasar Tanah Abang. Alasan sewa toko di Pasar Tanah Abang yang terlalu mahal, membuat para pedagang ini memilih berjualan di luar pasar menggunakan mobil mereka. Pasar bergaya "outdoor". Kalau orang Jawa bilang, ini sama seperti Pasar Tiban.

image
Pasar Tasik Tanah Abang
Suasana Pasar Tasik Tanah Abang saat ini

Uniknya, Pasar Tasik hanya bisa kamu temukan setiap hari Senin dan Kamis mulai jam 4 subuh sampai jam 12 siang. Dagangan yang ditawarkan bermacam-macam, mulai dari baju remaja, baju muslim, jilbab, daleman ciput dengan berbagai macam model. Just info aja, sebagian besar penduduk Tasikmalaya memang bermatapencaharian sebagai pengusaha. Rata-rata dari mereka memiliki konveksi sendiri. Produk buatan sendiri dengan produksi yang besar, dapat menekan harga jual. Tidak heran jika kamu akan mendapatkan harga yang sangat terjangkau di pasar ini, dibanding kamu belanja di Blok A atau Blok B. Padahal di Blok A pun kamu bisa mendapatkan harga yang murah dibanding Mall di Jakarta.

Tidak semua pedagang mau melayani eceran. Ada beberapa yang hanya menjual grosir. Pergantian model baju-baju wanita, khususnya, membuat mereka berpikir untuk menghabiskan barang secepat mungkin. Memang, model baju wanita akan terus berganti setiap satu minggu sekali. Kamu tidak akan menemukan baju atau model jilbab yang sama di minggu lalu. Wow! O_o

Saat ini, kamu bisa menemukan Pasar Tasik di Pusat Perbelanjaan Thamrin City. Lebih tepatnya Lantai 5 Thamrin City. Sama seperti ciri khas Pasar Tasik, mereka hanya buka setiap Senin dan Kamis. Mulai pukul 4 subuh hingga pukul 12 siang. Kamu akan melihat pasar dengan banyaknya porter yang membawa karung-karung seberat minimal 100 kg. Berbeda dengan di Tanah Abang, Pasar Tasik Thamrin City terletak di dalam gedung / indoor. Jadi lebih nyaman, ber-AC, bersih, bisa duduk dibawah juga. Hehe.

suasana Pasar Tasik di Lantai 5 Thamrin City
Pasar Tasik Thamrin City (Lantai 5)
Pedagang dan Dagangannya di Thamrin City
Pasar Tasik Thamrin City (Lantai Dasar)

Oiya, sebenarnya di Lantai 5 itu hanya buka di 2 hari itu saja, di hari lainnya toko mereka tutup. Berbeda dengan di lantai dasar, para pedagang di lantai dasar setiap senin dan kamis juga membuka toko mulai subuh, namun, di hari biasa mereka tetap buka mulai pukul 9 pagi. Harga yang ditawarkan pun akan berbeda antara Senin/Kamis dan hari lainnya. Kamu akan bisa mendapatkan harga yang lebih murah di hari Senin dan Kamis pada produk tertentu. Jadi kalau mau mendapat barang yang murah dan bahannya bagus, boleh loh mampir ke Pasar Tasik.

Satu lagi nih, banyak toko yang tutup pada hari Minggu loh.

Selamat belanja kawan! ^^