Sabtu, 19 Desember 2009

Lagi-lagi TREN Bunuh Diri

Baru beberapa hari ngeposting soal 'TREN BUNUH DIRI di Korea',,eh taunya di Indonesia terjadi juga. Siapakah dia?
Eits,,..bukan DIA, tapi MEREKA !!. Kenapa MEREKA?.
Yuk kita liat kejadian bunuh diri yang dilakukan oleh saudara kita ini. Tepat pada tanggal 1 Desember 2009 kemarin, ada dua kasus bunuh diri yang dilakukan di MALL yang berbeda di Jakarta dengan rentang waktu sekitar 4 jam.
1. Ice Juniar, seorang wanita yang meloncat dari lantai 5 Grand Indonesia dan badannya sempat menyangkut di eskalator, sebelum jatuh ke Ground Floor. Hal yang menarik adalah keluarga Ice masih tutup mulut dan bungkam tentang apa yang terjadi terhadap Ice yang kini berusia 24 tahun.
Siapakah Ice Juniar?. Kalau kita lihat di account Facebook, kita bisa lihat profilnya yang bernama ICE LUNAR. Di facebook itu kini banyak ungkapan belasungkawa dari teman-temannya. Dan dia mempunyai 122 teman. Belum tahu pasti penyebab kematian wanita asal Palembang ini,karena polisi juga menyembunyikan motif dari peristiwa ini.

2. Selang 4 jam kemudian, Reno Fadillan Hakim (25 tahun) juga melompat dari lantai lima ke lantai satu di Senayan City, Jakarta.
Para jurnalis yang meliput mendesak Polda Metro Jaya untuk mengungkap bahwa ada motif yang berkaitan dengan kedua kejadian tersebut. Banyak orang menduga, Ice dan Reno memiliki hubungan dan berasumsi bahwa mereka telah sepakat untuk mengakhiri hidup bersama (wah, orang Indonesia semakin pinter bikin konklusi dugaan ya?).

Belum cukup 2 kejadian itu,,,,
3. Tanggal 14 Desember 2009,Yani, 23 tahun, yang berprofesi sebagai pembantu rumah tangga, menjatuhkan dirinya dari kamar nomor 1202 Apartemen Gading River View sekitar pukul 18.00 WIB.

4. Sehari setelah itu, 15 Desember 2009, pukul 16.00 WIB,Lindasari (34) meloncat dari lantai 27 Apartemen Istama Harmoni, Jakarta Pusat. Jenazahnya ditemukan di lapangan tenis lantai 7 apartemen yang sama.


Wah-wah...sebenarnya ada fenomena apalagi ini?
Apakah bunuh diri menjadi tren juga di Indonesia?. Mall dan Apartemen menjadi sasaran utama mereka yang punya motif untuk mengakhiri hidup. Kenapa bukan di tempat lain?, jembatan layang, bukit, air tejun(hahaha...). Prihatin juga ya bisa jadi kayak gini. Tempat-tempat ketinggian kini harus lebih waspada. Dulu, semakin tinggi gedung-gedung dibuat bertingkat banyak, semakin dianggap mewah. Sekarang, semakin tinggi gedung yang dibangun, semakin jadi sasaran MEREKA yang ingin meninggalkan dunia ini lebih cepat.
Tidak salah membangun gedung super tinggi, namun perlu diwaspadai bahwa, ada beberapa orang yang mempunyai kesempatan untuk melakukan hal-hal bodoh seperti itu. Kita tidak tahu gerak-gerik orang yang akan bunuh diri kayak gimana.Jadi lebih baik mengoptimalisasikan gedung, jangan memaksimalkan gedung. Jangan sampai kejadian ini terus berulang.
Satu saran untuk saya,contohlah rumah dan bangunan yang ada di Bali yang mendirikan gedung tidak boleh lebih dari 3 lantai. Sepertinya memang ada makna dibalik satu unsur adat budaya itu.
Kita tidak ingin semakin banyak orang masuk neraka gara-gara bunuh diri kan?.
Lebih baik kita renungkan atas apa yang terjadi akhir-akhir ini untuk kehidupan kita yang lebih bermanfaat dan bermakna bagi orang lain di hari-hari kedepan.
Amiinn.....

Tidak ada komentar: